Uraian kata-kata sepanjang 6 paragraf berhasil gw tulis dan dipajang di depan ruang pamer. Yesss,, selain berkarya bisa juga gw nulis.
SENI UNTUK PENDIDIKAN “Ing Madya Mangun Karsa” Ing Madya Mangun Karsa, di tengah menciptakan prakarsa dan ide. Itulah yang dapat diambil dari ketiga semboyan pendidikan (Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani) yang lahir dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Semboyan yang hingga saat ini masih dijadikan motto pendidikan di Indonesia. Seni menjadi sebuah ide yang memprakarsai kehidupan sosial dan budaya manusia. Seni juga menjadi selebrasi atas tingkat kebudayaan yang tinggi dari sebuah peradaban. Peradaban yang bermaterikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju. Jika ditilik akar dari sebuah peradaban, maka seni dan pendidikan adalah satu kesatuan yang saling mengisi. Pendidikan di Indonesia tak ubahnya seperti lari ditempat. Perubahan-perubahan yang dilakukan terlihat sangat pesat, tapi tak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Larinya cepat namun posisinya masih di tempat yang sama. Seperti mengikuti (gaya) perkembangan jaman tapi masih berkutat di pemikiran yang lama. Lain halnya dengan seni (khususnya seni rupa) di Indonesia yang maju dengan pesatnya. Membawa semangat kekinian yang masih kental dengan budaya Indonesia. Ditandaidengan banyaknya anak muda yang berbondong-bondong masuk ke perguruan tinggi/institusi seni. Jika ada pertanyaan "bisakah seni rupa dikolaborasikan dengan metode pembelajaran saat ini ?",jawabannya pasti bisa. Learning through art(metode pembelajaran melalui pendekatan seni rupa) sudah mulai dikembangkan di beberapa sekolah internasional dan sejenisnya. Seni Rupa menjadi sebuah cara baru dalam metode pembelajaran di beberapa mata pelajaran. Melalui seni visual(rupa) manusia dapat lebih mudah mengingat sebuah tanda yang awalnya hanya berupa verbal. Melalui visual pula manusia melatih motorik halusnya. Sebuah visual juga dapat membangkitkan emosi atau kenangan yang pernah terekam di otak. Mengapa tak kita kedepankan visual sebagai sebuah garda depan dalam pendidikan di Indonesia ?
selain itu gw juga ikut pamerannya. karyanya sih simple, instalasi-interaktif. cuma ngebalik pepatah lama, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" trus gw rubah lagi jadi "Pak Guru kencing berdiri, Bu Guru kencingnya jongkok"..hahahahaha
Kita semua pasti punya kenangan kan sama Bapak-Ibu Guru, gw ingin membangkitkan kenangan itu lewat testimoni para audiens.
Apakah anda pernah cin-lok dengan Bapak/Ibu Guru?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar